Kamis, 09 Desember 2010

GEREJANYA vs GEREJAKU

Kalau kita berbicara tentang Gereja, apa yang ada didalam pikiran kita sebagai orang percaya ? 
~ Bangunan yang megah dengan sebutan mega church kah ? 
~ Jumlah jemaat yang ratusan ribu kah ?
~ AC yang bagus dan Sound system yang enak didengar kah ?
~ Choir yang energik di mimbar kah ?
~ Pelayan yang ber jas dan berdasi kah ?
~ Nyanyian yang syahdu dan liturgi yang tersusun rapi dan bagus kah ?
~Gembala Sidang yang punya akses  ke Sorga kah ?
~ dll

Masing-masing dari kita pasti seringkali meng-identikkan gereja dengan hal-hal yang telah disebutkan diatas. Sehingga Gereja tanpa sadar sering menjadi bisnis perputaran uang yang menggemukkan beberapa pribadi. Tentu saja tidak semua. Gereja-gereja kaya yang berpusat di mal dan pusat-pusat perbelanjaan menjamur dimana-mana, dengan alasan-alasan klasik bahwa pendirian rumah ibadah sangat sulit dinegara ini. Penggembalaan yang tidak jelas dengan kata lain bisa di franchise kan. Sehingga mernimbulkan carut marut dalam perspektif sejumlah besar orang percaya. Padahal Gereja sebenarnya bukanlah terdiri dari hal-hal yang sifatnya lahiriah tersebut. Sebab Gereja adalah persekutuan dan perkumpulan orang percaya dengan fokus penyembahan yang jelas dan tujuan yang jelas serta penggembalaan yang jelas. Sehingga kalau banyak orang Kristen mengerti akan hal ini, maka tanpa hal-hal lahiriah diatas, orang Kristen pasti tetap bisa menyembah dengan luarbiasa. Itu sebabnya dibutuhkan kedewasaan berpikir dari setiap anak-anak Tuhan. Sebab ketika Yesus berbicara tentang : "diatas batu karang ini, AKU (Yesus) akan mendirikan jemaatKU",  Yesus sedang tidak berbicara tentang aspek lahiriah, tetapi Yesus sedang berbicara tentang pribadi-pribadi atau diri manusia yang akan menyembahnya.Memang sangat ironis kalau melihat kondisi saat ini. GEREJANYA telah berubah menjadi GEREJAKU. Dimana justru hal-hal seputar lahiriah lebih diutamakan dibandingkan hal-hal yang bersubstansi langsung dengan GEREJANYA. Memang tidak masalah. karena dengan uang bisa melakukan apa saja. Tetapi jangan sampai menjadikan gereja menjadi ajang komoditi bisnis, sehingga terjebak dalam per-loba-an bagi sang pemilik uang. GEREJANYA harus dibersihkan dari semua agenda pribadi. Sehingga esensi dari gereja menjadi jelas, yakni penyembahan yang benar kepada Gembala Agung yakni Yesus Kristus....Terpujilah namaNYA, hosana.....!!!